Ringkasan

Bagus Wahyu Nugroho. 0610430009-43. PERUBAHAN SIFAT TANAH, PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SEBAGAI AKIBAT SUBSTITUSI PUPUK BUATAN (UREA) DENGAN KOMPOS BERBAHAN DASAR Crotalaria juncea L. DI PENANAMAN PADI (Oryza sativa L.) SRI (System of Rice Intensification) Dibawah Bimbingan: Didik Suprayogo dan Syahrul Kurniawan.

Pada saat ini, produksi tanaman padi cenderung datar atau tidak mengalami peningkatan produksi meskipun sudah diberikan pupuk secara berlebih. Untuk menjaga stabilitas produksi beras nasional  dengan tetap mengedepankan daya dukung lingkungan pertanian secara berlanjut,  berbagai inovasi dilakukan dalam budidaya padi sawah, salah satunya dengan metode SRI – (System Rice Intensification). SRI adalah sebuah metode untuk meningkatkan produktivitas budidaya padi sawah dengan mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan nutrisi. Beberapa keuntungan aplikasi SRI adalah penurunan biaya bibit hingga 80-90%, penghematan air antara 25 sampai 50%. Pemanfaatan bahan organik dalam sistim SRI mempunyai peranan penting dalam menjaga keberlanjutan kesuburan tanah baik sifat fisika, kimia maupun biologi. Di dalam sistem padi sawah dijumpai banyak sekali tanaman yang berpotensi sebagai pupuk organik salah satunya Crotalaria juncea L.

Tanaman Crotalaria juncea L. merupakan sumber N, kadar C-organik tinggi, ramah lingkungan dan bebas dari biji -bijian/gulma. Pemberikan kompos tersebut mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, meningkatkan jumlah biota, memperbaiki struktur tanah yang berimbas pada porositas (ketersediaan air dan udara), sekaligus menambah kandungan bahan organik tanah. Tujuan penelitian adalah: Menguji pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk organik (kompos) Crotalaria juncea L. dalam meningkatkan ketersediaan, serapan N, pertumbuhan, produksi serta jelajah akar pada tanaman padi (Oryza sativa L.). Hipotesis penelitian adalah: Pemberian pupuk organik (kompos) Crotalaria juncea L. kombinasi urea dapat berperan memperbaiki sifat kimia tanah. Perbaikan sifat kimia tanah dari pemberian kombinasi kompos dan pupuk anorganik (urea) dapat meningkatkan respon tanaman mempengaruhi pertumbuhan, produksi serta jelajah akar tanaman padi (Oryza sativa L.).

Penelitian ini dilakukan di lahan penelitian Desa Gunting, Kec. Sukorejo, Kab. Pasuruan. Analisa dasar tanah dilaksanakan di Laboratorium Fisika dan Kimia Jurusan Tanah Universitas Brawijaya. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan November 2009 sampai dengan bulan Juni 2010. Metode penelitian yang digunakan ialah RAK (Rancangan Acak Kelompok) terdiri dari 5 perlakuan dosis kombinasi pupuk anorganik dan kompos dengan 3 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini meliputi Kontrol (tanpa kompos + urea 100% (U100K0), kompos setara dengan pupuk urea 25% + urea 75% (U75K25), kompos setara dengan urea 50% + urea 50% (U50K50), kompos setara dengan pupuk urea 75% + urea 25% (U75K25) dan kompos setara dengan pupuk urea 100% (U0K100). Variabel yang diukur adalah sifat kimia tanah (N Total, Serapan N, KTK, C-organik, C/N) dan pertumbuhan tanaman (BKT, jumlah daun, luas daun, jumlah anakan, produksi, jelajah akar). Data yang diperoleh diuji secara statistik dengan uji BNT pada taraf 5%. Uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara parameter.

Hasil penelitian menunjukan pada perlakuan U0K100 memiliki nilai N tersedia, serapan N dan pertumbuhan termasuk jelajah akar tanaman padi tertinggi dibandingkan perlakuan yang lainnya. Serapan pada perlakuan U0K100 memiliki nilai tertinggi dibandingkan perlakuan yang lainnya sebesar 19,63 ppm. Peningkatan serapan N tertinggi adalah perlakuan U0K100 sebesar 4,89 %.

Kata kunci: kompos, Crotalaria juncea L., padi, SRI

 

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Oleh Karso Mulyo

Saturday, 6 June 2009 (02:11)

Sumber: http://agupenajateng.net/2009/06/06/membangun-karakter-bangsa-melalui-pembelajaran-kontekstual/

Dalam dunia pendidikan masih ada kalangan pendidik yang menyatakan bahwa keberhasilan pendidikan hanya diukur dari tercapainya target akademis siswa. Karena itu wajar jika sebagian mereka ada yang mengajar hanya dengan orientasi bahwa siswa harus mendapatkan nilai akademis setinggi-tingginya jika ingin dianggap telah berhasil.

Belum terfikirkan bagaimana proses pembelajaran membawa siswa kepada sosok generasi bangsa yang tidak sekedar memiliki pengetahuan, tetapi juga memilki moral yang mencerminkan nilai-nilai luhur yang tertanam dalam benak siswa. Seiring dengan era globalisasi dan kemajuan dunia informasi, bangsa Indonesia tengah dilanda krisis nilai-nilai luhur yang menyebabkan martabat bangsa Indonesia dinilai rendah oleh bangsa lain. Oleh karena itu, karakter bangsa Indonesia saat ini perlu dibangun kembali.

NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA

Tampaknya tidak berlebihan jika bangsa Indonesia selama ini digambarkan sebagai bangsa yang mengalami penurunan kualitas karakter bangsa. Mulai dari masalah gontok-gontokan , kurang kerja sama, lebih suka mementingkan diri sendiri, golongan atau partai, sampai kepada bangsa yang sarat dengan korupsi, kolusi dan nepotisme. Persoalan ini muncul karena lunturnya nilai-nilai karakter bangsa yang diakui kebenarannya secara universal. Karakter bangsa yang dimaksudkan adalah keseluruhan sifat yang mencakup perilaku, kebiasaan, kesukaan, kemampuan, bakat, potensi, nilai-nilai, dan pola piker yang dimiliki oleh sekelompok manusia yang mau bersatu, merasa dirinya bersatu, memiliki kesamaan nasib, asal, keturunan, bahasa, adat dan sejarah bangsa.

Sekurang-kurangnya ada 17 nilai karakter bangsa yang diharapkan dapat dibangun oleh bangsa Indonesia. Adapun nilai-nilai karakter bangsa yang dimaksud adalah iman, taqwa, berakhlak mulia, berilmu/berkeahlian, jujur, disiplin, demokratis, adil, bertanggung jawab, cinta tanah air, orientasi pada keunggulan, gotong royong, sehat, mandiri, kreatif, menghargai, dan cakap.

Khususnya bangsa Indonesia, upaya penanaman nilai-nilai karakter bangsa sebenarnya sudah dimulai sejak dicetuskannya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, yang secara implicit ada kesamaan antara nilai-nilai pada biutir-butir Pancasila dengan nilai-nilai karakter bangsa.

Pembangunan karakter bangsa adalah upaya sadar untuk memperbaiki, meningkatkan seluruh perilaku yang mencakup adat istiadat, nilai-nilai, potensi, kemampuan, bakat dan pikiran bangsa Indonesia. Untuk membangun karakter bangsa, haruslah diawali dari lingkup yang terkecil. Khususnya di sekolah, ada baiknya kita menganalogikan proses pembelajaran di sekolah dengan proses kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan nilai-nilai tersebut di atas dapat dilaksanakan melalui pembelajaran. Tentu saja pembelajaran yang dapat mengadopsi semua nilai-nilai karakter bangsa yang akan dibangun.

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Menurut saya, pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dengan berbagai model dan metodenya, dapat dijadikan sebagai alat untuk membangun karakter bangsa. Model-model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual menekankan keterlibatan aktif siswa dalam belajar. Baik dalam tugas-tugas mandiri maupun kelompok. Di samping itu, pembelajaran dengan pendekatan kontekstual memiliki tujuan dan komponen yang sangat mendukung bagi terlaksananya nilai-nilai karakter bangsa.

  • Pertama, construcivism.

Guru meyakinkan pada pikiran siswa bahwa ia akan belajar lebih bermakna jika ia mampu bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan membentuk atau membangun pengetahuan atau keterampilan barunya sendiri.

  • Kedua, inquiry.

Guru dan siswa melaksanakan proses penemuan pengetahuan secara mandiri, dan menjadi inti dari pembelajaran kontekstual. Komponen ini sangat mendorong tumbuhnya nilai kemandirian pada siswa.

  • Ketiga, questioning.

Guru dan siswa senantiasa mengembangkan pertanyaan agar menumbuhkan rasa ingin tahu. Komponen ini mendorong terwujudnya nilai orientasi pada keunggulan. Hal ini juga merupakan alat bagi siswa untuk dapat menyelesaikan masalah belajar ketika mendapati tantangan.

  • Keempat, learning community.

Guru senantiasa membiasakan memabngun belajar kelompok, atau dapat juga berpasangan. Kemudia siswa dilatih dan dimantapkan pengetahuannya untuk bekerja secara perorangan. Komponen ini sangat penting bagi upaya terwujudnya nilai demokratis, menghargai, gotong royong, bertanggung jawab, dan orientasi pada keunggulan.

  • Kelima, modelling.

Dalam sebuah pembelajaran keterampilan tertentu ada model yang bias ditiru, baik dari guru, siswa maupun alat peraga yang digunakan untuk mempermudah pemahaman siswa. Komponen ini dapat melahirkan nilai-nilai berakhlak mulia, iman, dan taqwa, cinta tanah air, dan kreatif. Hal ini dapat dipahami misalnya ketiga guru sejarah menerangkan figure Pangeran Diponegoro yang relegius berjuang dengan jiwa dan raga untuk menjaga martabat bangsa.

  • Keenam, reflection.

Cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan. Refleksi dapat berupa pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya pada hari itu, baik berupa catatan atau jurnal di buku siswa, kesan maupun saran siswa. Komponen ini dapat melahirkan kesadaran untuk senantiasa berinteropeksi diri setiap kali telah melakukan sesuatu.

  • Ketujuh, authentic assessment.

Proses pengumpulan data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa, baik oleh guru maupun siswa. Khususnya bagi siswa, komponen ini membiasakan siswa untuk dapat mengukur diri apakah sudah baik? Apakah sudah maju? Apakah sudah berhasil? Adakah hambatan? Atau bagaimana cara mengatasi hambatan?
Anak kita yang sejak dini terbiasa dengan authentic assessment akan menjadi tulang punggung Negara dalam membangun bangsa.

Cepat atau lambat jika kita merasa bertanggung jawab untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa dalam semua sector kehidupan berbangsa dan bernegara, maka para pendidik senini mungkin harus menyisipkan nilai-nilai karakter bangsa. Nilai-nilai karakter ini bisa ditanamkan dalam pembelajaran dan juga dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti kegiatan pramuka, haiking, penghijauan, olah raga, dan lain-lain. Karena di sekolah, melalui wahana itulah kita dapat membangun karakter bangsa.

 

Bojonegoro

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Lokasi geografis

Kabupaten Bojonegoro, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Bojonegoro. Bojonegoro terletak pada posisi 6°59′ sampai dengan 7°37′ Lintang Selatan dan 111°25′ sampai dengan 112°09′ Bujur Timur. Bojonegoro merupakan bagian dari Blok Cepu dan salah satu sumber deposit minyak bumi terbesar di Indonesia.

Secara administratif Pemerintahan Kabupaten Bojonegoro memiliki batas wilayah:

  • Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tuban
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lamongan
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Madiun, Nganjuk dan Jombang
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ngawi dan Blora (Jawa Tengah)

 

Kabupaten Bojonegoro terletak pada daerah yang ditandai warna merah.

Bengawan Solo mengalir dari selatan, menjadi batas alam dari Provinsi Jawa Tengah, kemudian mengalir ke arah timur, di sepanjang wilayah utara Kabupaten Bojonegoro. Bagian utara merupakan Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo yang cukup subur dengan pertanian yang ekstensif. Kawasan pertanian umumnya ditanami padi pada musim penghujan, dan tembakau pada musim kemarau. Bagian selatan adalah pegunungan kapur, bagian dari rangkaian Pegunungan Kendeng. Bagian barat laut (berbatasan dengan Jawa Tengah) adalah bagian dari rangkaian Pegunungan Kapur Utara.

Kota Bojonegoro terletak di jalur Surabaya-Cepu-Semarang. Kota ini juga dilintasi jalur kereta api jalur Surabaya-Semarang-Jakarta. Kabupaten Bojonegoro terdiri atas 27 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Bojonegoro.

2.2 IKLIM

2.2.1 Curah hujan

Kondisi hujan di Kabupaten Bojonegoro jumlah hari hujan rata – rata 106 hari, selama tahun 2001 dengan curah hujan rata – rata sebanyak 179 mm/tahun. Hujan diperkirakan bulan September sampai April merupakan musim penghujan sedangkan bulan mei sampai Agustus merupakan musim kemarau.

2.2.2 Suhu dan Kelembaban

Kondisi iklim di Kabupaten Bojonegoro termasuk beriklim tropis dengan suhu rata – rata 27,80 Celsius dengan suhu udara maxsimum 31,4 0 Celsius, minimum 24,20 Celsius kecepatan angin rata – rata 16 – 67 M/detik dengan kelembaban rata – rata 19 %. 

2.3 TOPOGRAFI

Kabupaten Bojonegoro memiliki luas sejumlah 230.706 Ha, dengan jumlah penduduk sebesar 1.176.386 jiwa merupakan bagian dari wilayah propinsi Jawa Timur dengan jarak ± 110 Km dari ibukota Propinsi Jawa Timur. Terdiri dari 27 kecamatan dan 11 kelurahan dan 419 desa. Wilayah Kabupaten Bojonegoro dibelah oleh Sungai Bengawan Solo dari barat sampai ke timur.

Luas wilayah berdasarkan ketinggian dari permukaan laut
a. Di bawah 500 m : 230,159 Ha (99,76%)
b. 500 m – 1000 m : 574 Ha (0,24%)

2.3.1 Relief / Kemiringan lereng

Tingkat Kemiringan Tanah di Bojonegoro :
a. 0 – 2 % : 1.271,1 Km2 (55,10%)
b. 2 – 15 % : 834,3 Km2(36,16%)
c. 15 – 40 % : 173,1 Km2(7,50%)
d. diatas 40 % : 28,5 Km2(1,24%)

 

2.4 BATUAN

Jenis batuan yang berada di daerah Bojonegoro adalah batuan kapur. Bagian selatan adalah pegunungan kapur, bagian dari rangkaian Pegunungan Kendeng. Bagian barat laut (berbatasan dengan Jawa Tengah) adalah bagian dari rangkaian Pegunungan Kapur Utara

2.5 TANAH

Jenis Tanah yang berada di Bojonegoro adalah :

a. Alluvial : 46.349 Ha (20,09 %)
b. Gruasol : 88.937 Ha (38,55 %)
c. Litosol : 50.871 (22.05 %)
d. Medeteran : 44.549 (19,31 %)

2.6 PENGGUNAAN LAHAN dan VEGETASI

Karena tanah di daerah Bojonegoro umumnya berkapur maka tanaman yang banyak ditanaman yaitu pohon jati. Pohon jati digunakan masyarakat untuk kerajinan seperti :

1.      Mebel Kayu Jati

Produk unggulan ini telah lama dikenal dan berkualitas ekspor, karena Bojonegoro merupakan penghasil kayu jati berkualitas. Corak dan desain telah disesuaikan dengan situasi jaman, baik lemari, buffet, meja, kursi atau tempat tidur.

2.      Bubut – Cukit

Bentuk souvenir kayu jati khas Bojonegoro yang tetap menonjolkan guratan kayu jati. Penggarapannya dilakukan secara teliti dan detail, tapi tetap mempertimbangkan aspek estetika. Khususnya berupa miniatur mobil, sepeda motor, becak, kereta api, jam dinding atau guci, penghias interior.

3.      Kerajinan Limbah Kayu

Kerajinan limbah kayu jati yang dibentuk menjadi karya seni dalam berbagai model sudah merambah pasar ekspor ke berbagai negara.

            Selain pohon jati tanamman yang ditanam yaitu :

  • Pisang

Pisang banyak ditanam karena  daerah Bojonegoro memiliki makanan khas ledre. Berbentuk gapit (seperti emping gulung) dengan aroma khas pisang raja yang manis. Sangat tepat untuk teman minum teh dan sajian tamu atau untuk oleh-oleh.

  • Salak

Salak yang ditanan yaitu salak wedi. Salak wedi rasanya manis, masir, renyah, segar dan besar. Dapat dijumpai di setiap pekarangan rumah penduduk di desa Wedi dan sekitarnya. Perbedaan Salak Wedi dengan salak lain, seperti Salak Pondoh, adalah kandungan air yang lebih banyak sehingga membuat Salak Wedi terasa lebih segar.

Keberadaan Salak Wedi sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun silam, yang secara turun-temurun telah menjadi sumber pendapatan bagi warga Desa Wedi. Konon asal muasal bibit salak ini pertama kali dibawa oleh seorang Ulama’ yang mengajarkan agama Islam di desa Wedi. Dari bibit tersebut terus berkembang hingga tidak hanya desa Wedi tetapi meliputi juga beberapa desa sekitar Wedi, yaitu Kalianyar dan Tanjungharjo.

  • Blimbing

Blimbing dengan berat 2 – 3 ons per buah dapat dijumpai di kebun buah desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro. Rasanya manis, segar dan harum.

  • Bambu

Bambu digunakan untuk penduduk sekitar untuk produksi barang – barang rumah tangga. Pendapatan ini sebagai tambahan, tanaman ini banyak tumbuh di Kec. Baureno dan Kec. Kalitidu.

  • Tembakau

Bojonegoro sebagai penghasil tembakau virginia terbesar di Indonesia dan telah lama dikenal sebagai tembakau terbaik di dunia. Hijaunya tanaman tembakau hampir di seluruh wilayah Bojonegoro dapat dilihat antara bulan Mei – Oktober.

2.7 BENCANA

Bencana Alam di Indonesia (1998-2003)

Jenis Jumlah Kejadian  Korban Jiwa  Kerugian (juta rupiah)
Banjir 302 1066 191.312
Longsor 245 645 13.928
Gempa bumi 38  306 100.000
Gunung berapi  16  2 n.a
Angin topan  46 3 4.015
Jumlah  647  2022   

Sumber: Bakornas PB.

2.7.1 Banjir

Bencana alam yang sering terjadi dan tiap tahun melanda kota Bojonegoro adalah banjir. bencana banjir yang terjadi di Bojonegoro akibat dari luapan air Bengawan Solo yang sudah melebihi ambang batas yaitu 15 phielscal. Ada 14 kecamatan dari Margomulyo hingga Baureno yang dilewati oleh aliran bengawan Solo. Diantara Daerah Aliran Sungai (DAS) yang harus diwaspadai sebagai kantong-kantong rawan bencana adalah Kalitidu, Ngraho, Kanor, Baureno dan kecamatan lain yang menjadi aliran Bengawan Solo.

2.7.2 Lumpur
Kasus keluarnya lumpur dari bekas titik seismik di Dusun Jombok, Desa Setren, Kecamatan Ngasem, yang ditanggapi oleh Mobil Cepu Limited (MCL), anak perusahaan Exxon Mobil yang mengelola Blok Cepu. Berdasarkan hasil pengamatan dengan gas detector, kandungan CO (karbon dioksida) H2S (hidrogen sulfida) di titik lumpur -bekas titik seismik 2002-2003- dan sekitarnya 0 (nol). Kandungan O2 (oksigen) sebesar 20,9, serta andungan LER (gas yang mudah terbakar semisal metan) adalah 0 (nol).

2.7.3 Ledakan sumur dan pipa, pencemaran gas, kebisingan
Bojonegoro merupakan wilayah padat penduduk yang kaya akan sumber migas dengan potensi cadangan minyak sebesar 837,5 juta barrel. Jika total potensi cadangan minyak Blok Cepu 873,4 juta barrel, maka sebanyak 95,89% minyak di Blok Cepu berada di Bojonegoro. Saat ini, hampir seluruh wilayah Bojonegoro telah dikapling untuk dikeruk migasnya. Artinya, lebih dari 1,2 juta penduduk Bojonegoro hidup berdampingan dengan risiko terjadinya kecelakaan industri migas.
Meledaknya sumur migas Sukowati 5 pada tanggal 29 Juli 2006, yang memakan korban warga dari 3 desa (Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, Desa Ngampel, dan Sambiroto, Kecamatan Kapas).

Seharusnya peringatan dini (early warning) akan terjadinya bencana dapat disosialisasikan ke warga melalui Pemerintah dan pengusaha yang mengadakan eksplorisasi di daerah tersebut. Pemerintah telah melaksanakan tugasnya untuk memberikan system perringatan dini, tetapi masih kurang maxsimal.

DAFTAR PUSTAKA

WWW.BOJONEGORO.GO.ID
WWW.KOMPAS.COM
WWW.ANTARA.CO.ID
WWW.STUDENTS.UKDW.AC.ID
WWW.ID.WIKIPEDIA.ORG
WWW.TEMPOINTERAKTIF.COM
WWW.WALHI.OR.ID

Unsur Makro-Mikro

Nitrogen (N): NO3, NH4+

  • Bahan pembentuk klorofil dan enzim.
  • Bahan tumbuh tanaman (bagian vegetatif), mendorong pertumbuhan perakaran.

Fosfor (P) H2PO4, HPO4=

  • Bahan pembentuk inti sel dan dinding sel.
  • Mendorong Pertumbuhan akar muda, pembentukan buah dan pemasakan biji mebentukan klorofil.
  • Penting untuk enzim-enzim pernapasan, pembentukan klorofil.

Kalium (K)

  • Berfungsi dalam fotosintesis, pembelahan sel dan pembentukan protein.
  • Mempertinggi permeabilitas sel, memperkuat jaringan penyokong

Kapur(Ca) Ca++

  • Menjaga keseimbangan turgor dan banyak berpengaruh terhadap kegiatan mikroba, pH tanah serta penyerapan ion-ion.

Magnesium (Mg) Mg++

  • Bahan pembentuk klorofil.
  • Dapat memperbaiki sifat fisika tanah dan mengurangi keasaman.

Belerang (S) SO4=

  • Bahan pembentuk protein.

Besi (Fe)

  • Memacu pembentukan klorofil.

Boron (B)

  • Penting untuk pembentukan kuncup.

Mangan (Mn)

  • Diperlukan untuk pembentukan klorofil dan dalam fotosintesis.

Tembaga (Cu)

  • Mendorong metabolisme akar.
  • Penting dalam reaksi-reaksi oksidasi dan reduksi dan penyusunan protein.

Seng (Zn)

  • Sebagai pemacu reaksi kimia.

Molibdenum (Mo)

  • Penting untuk peningkatan N oleh mikroba.

Khlor (Cl)

  • Mendorong pembentukan klorofil.

Nitrifikasi

Nitrogen adalah 78,08% persen dari atmosfir Bumi dan terdapat dalam banyak jaringan hidup. Zat lemas membentuk banyak senyawa penting seperti asam amino, amoniak, asam nitrat, dan sianida.Nitrogen merupakan unsur kunci dalam asam amino dan asam nukleat, dan ini menjadikan nitrogen penting bagi semua kehidupan. Protein disusun dari asam-asam amino, sementara asam nukleat menjadi salah satu komponen pembentuk DNA dan RNA. Polong-polongan, seperti kedelai, mampu menangkap nitrogen secara langsung dari atmosfer karena bersimbiosis dengan bakteri bintil akar.

Nitrifikasi oksidasi biologi amoniak dengan oksigen ke dalam nitrite yang diikuti oleh oksidasi dari nitrit ke dalam nitrat. Penurunan derajat amoniak ke nitrite pada umumnya tingkat tarif yang membatasi langkah nitrifikasi. Nitrifikasi adalah suatu langkah penting di dalam peredaran pada tanah. Nitrat gampang tercuci air yang mengakibatkan terlepasnya nitrogen ke udara.

  1. NH3 + O2 → NO2 + 3H+ + 2e
  2. NO2 + H2O → NO3 + 2H+ + 2e

Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob di dalam tanah. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:

  • Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dinamakan nitritasi.

Reaksi nitritasi

  • Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat. Prosesnya dinamakan nitratasi.

Reaksi nitratasi

Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Tetapi sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk sumber air minum, nitrat yang berlebihan tidak baik karena akan menyebabkan pertumbuhan ganggang di permukaan air menjadi berlimpah.

Faktor yang mempengaruhi nitrifikasi:

  1. Ketersediaan NH4+,

Komponen ini sangat penting dalam proses nitrifikasi karena dengan adanya ketersediaan amonium, maka bakteri pengikat nitrogen baru akan mampu mengubah unsur tersebut dari yang semula berbentuk amonium maka nantinya akan diubah kebentuk nitrit dan pada akhirnya nanti akan diubah kedalam bentuk nitrat.

  1. Bakteri nitrifikasi,

Semakin banya populasi bakteri nitrifikasi di suatu lahan maka potensi untuk meningkatkan ketersediaan unsur N akan semakin baik sehingga dengan demikian proses nitrifikasi akan berjalan dengan baik. Diperlukan sekitar 3 x 105 bakteri nitrifikasi/ gram untuk kecepatan 1 mg N/kg tanah/hari.

  1. Konsentrasi kation-kation basa,

Kation-kation basa akan digunakan untuk pengikatan unsur-unsur tanah yang diperlukan oleh tanaman.

  1. Kelembaban tanah,

Kelembaban berkaitan dengan suhu pada tanah tersebut. Tanah dengan kondisi suhu lingkungan yang terlalu rendah maka proses nitrifikasi akan berlangsung lambat, begitu pula pada kondisi yang terlalu tinggi proses nitrifikasi ini akan melambat juga, sehingga dengan demikian kondisi suhu ruangan sekitar 27-28 0C yang mampu membantu proses nitrifikasi.

  1. pH,

Tanah pada pH masam maka proses penghancuran Bahan Organiknya akan berlangsung lambat sehingga dengan demikian nitrifikasi akan berjalan dengan baik pada kondisi pH sekitar  7.5 to 8.5 dimana umumnya organisme menyukai kondisi ini. Nitrifikasi berjalan lambat pada pH dibawah 4,5 terutama pada tanah pertanian. Pada pH tinggi, nitrit bisa terakumulasi karena hambatan yang besar terhadap pengoksidasi nitrit dibandingkan pengoksidasi amonia.

  1. C/N rasio,

Jika C/N rasionya rendah maka ketersediaan unsur N bagi tanaman akan tinggi, hal ini dikarenakan N dalam tanah sedikit digunakan oleh organisme dalam tanah sehingga mineralisasi N dapat berlangsung dengan baik, Begitu pula sebaliknya apabila C/N rasionya tinggi maka ketersediaan N bagi tanaman akan rendah dikarenakan N tersebut digunakan oleh organisme dalam tanah.

  1. Aerasi dan drainase,

Faktor ini dapat dikaitkan dengan  kondisi ruang pori yang terisi air untuk proses nitrifikasi. Biasanya sekitar 60 % ruang pori terisi air (kapasitas lapang) proses nitrifikasi dapat berjalan optimum.

 

  1. Waktu penangkapan

Waktu Penangkapan yang lebih panjang, semakin mungkin nitrification akan terjadi. Lumpur sampah bisa mengalami nitrify dalam 6- 48 jam. Danau di pinggir laut mungkin punya penangkapan jam 30 hari atau lebih panjang.

 

 

 

 

 

 

 

 

REFERENSI

 

Rosmakam, Afandie dan Nasih W.Y. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta. Kanisius.

Utami, S.R. 2008. Bahan Kuliah Kesuburan Tanah. Malang. Jurusan Tanah FP-UB.

Nuraini, Yulia. 2008. Bahan Kuliah Kesuburan Tanah. Malang. Jurusan Tanah FP-UB.

http://id.wikipedia.org/wiki/bakteri.htm

http://www.abdn.ac.uk/%7Embi010/Nitrification.htm

http://id.wikipedia.org/wiki/nitrogen.htm

http://www.pustakatani.org/Ensiklopedia/tabid/59/articleType/ArticleView/articleId/17/Nitrifikasi.aspx

http://www.lagoonsonline.com/ripple.html